Profil Desa Bonosari

Ketahui informasi secara rinci Desa Bonosari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Bonosari

Tentang Kami

Profil Desa Bonosari, Kecamatan Sempor. Jelajahi pesona alam dataran tinggi Kebumen, menelisik potensi ekonomi agroforestri berbasis hutan pinus dan kapulaga, serta kehidupan harmoni masyarakat penjaga "inti sari hutan" di lereng perbukitan.

  • Ibu Kota Kecamatan

    Berperan sentral sebagai pusat pemerintahan, pelayanan publik, pendidikan, dan kesehatan bagi seluruh desa di wilayah Kecamatan Sruweng.

  • Pusat Ekonomi dan Perdagangan

    Memiliki perekonomian yang sangat dinamis, ditopang oleh keberadaan pasar tradisional yang ramai dan lokasinya yang strategis di jalur utama nasional.

  • Warisan Industri Genteng Sokka

    Memiliki identitas historis yang kuat dan diakui sebagai salah satu sentra utama produksi genteng Sokka berkualitas tinggi yang telah menopang ekonomi warga secara turun-temurun.

XM Broker

Menjauh dari dataran rendah yang ramai, di ketinggian Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, tersembunyi sebuah desa yang namanya merefleksikan esensi sejatinya: Desa Bonosari. Nama ini merupakan cerminan sempurna dari identitas sebuah komunitas yang hidup, bernapas dan berdenyut selaras dengan irama hutan. Bonosari bukan hanya sebuah unit administratif di perbukitan utara Kebumen, melainkan sebuah contoh nyata dari simbiosis antara manusia dan alam, di mana hutan memberikan kehidupan, dan masyarakat membalasnya dengan menjaga kelestarian.

Membedah Nama Bonosari: Filosofi Hidup di Jantung Hutan

Untuk memahami Desa Bonosari, kita harus memulai dari namanya. Nama ini berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Jawa: Bono yang berarti hutan atau wana, dan Sari yang berarti inti atau esensi. Dengan demikian, "Bonosari" dapat diartikan secara harfiah sebagai "Inti Sari Hutan". Filosofi ini bukan sekadar nama, melainkan panduan hidup dan identitas kolektif masyarakatnya. Mereka memandang diri bukan sebagai penakluk alam, melainkan sebagai bagian tak terpisahkan dari ekosistem hutan yang luas. Kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam, menghormati lingkungan, dan hidup secara harmoni menjadi nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Geografi Dataran Tinggi dan Lanskap Hutan Pinus

Secara geografis, Desa Bonosari terletak di kawasan dataran tinggi dengan topografi yang didominasi oleh perbukitan terjal dan lembah-lembah curam. Dengan luas wilayah sekitar 7,85 km², sebagian besar areanya merupakan kawasan hutan negara yang dikelola oleh Perhutani, terutama hutan produksi pinus (Pinus merkusii). Lanskap desa dihiasi oleh deretan pohon pinus yang menjulang tinggi, menciptakan suasana yang sejuk, tenang, dan asri sepanjang tahun.Kondisi alam ini memberikan karakteristik yang unik sekaligus tantangan tersendiri. Jalanan desa cenderung sempit, menanjak, dan berkelok, menuntut ketangguhan infrastruktur dan warganya. Di sisi lain, ketinggian lokasinya menganugerahkan pemandangan alam yang spektakuler dan udara bersih yang bebas dari polusi.Adapun batas-batas wilayah Desa Bonosari secara administratif ialah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sampang.

  • Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kenteng.

  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kedungjati.

  • Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Banyumas.

Perbatasan langsung dengan kabupaten lain dan posisinya yang terpencil membentuk karakter desa yang mandiri dan memiliki ketahanan sosial yang tinggi.

Demografi dan Karakter Masyarakat Penjaga Hutan

Sesuai dengan karakteristik desa hutan, populasi Desa Bonosari tidak terlalu padat. Berdasarkan data BPS Kabupaten Kebumen per Agustus 2025, jumlah penduduknya tercatat sebanyak 3.972 jiwa. Dengan luas wilayah yang mencapai 7,85 km², tingkat kepadatan penduduknya sangat rendah, yakni hanya sekitar 506 jiwa per km². Angka ini mencerminkan pola permukiman yang menyebar dan ruang hidup yang sangat luas bagi setiap warganya.Mayoritas penduduk Desa Bonosari berprofesi sebagai petani hutan. Kehidupan mereka sangat bergantung pada siklus alam dan kebijakan pengelolaan hutan. Karakter masyarakatnya terbentuk oleh kondisi lingkungan yang keras: mereka dikenal ulet, pekerja keras, memiliki semangat gotong royong yang kuat, dan memegang teguh adat istiadat. Keterlibatan aktif warga dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) menjadi bukti nyata dari kesadaran kolektif untuk ikut serta dalam menjaga dan mengelola sumber daya hutan secara berkelanjutan.

Ekonomi Berbasis Agroforestri: Dari Getah Pinus hingga Kapulaga

Perekonomian Desa Bonosari sangat khas dan berbeda dari desa-desa di dataran rendah. Roda ekonominya digerakkan oleh sistem agroforestri, sebuah pola pemanfaatan lahan yang mengintegrasikan pengelolaan hutan dengan praktik pertanian.Pilar utama ekonomi desa ialah program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) yang bekerja sama dengan Perhutani. Aktivitas ekonomi yang paling dominan yaitu penyadapan getah pinus. Hampir setiap keluarga terlibat dalam proses ini, yang menjadi sumber pendapatan harian dan mingguan bagi warga. Selain getah, warga juga memanfaatkan hasil hutan kayu dan non-kayu lainnya secara lestari.Di luar hasil hutan, komoditas pertanian yang dikembangkan ialah tanaman yang cocok dengan iklim dataran tinggi. Salah satu produk unggulan yang menjadi andalan Desa Bonosari yakni kapulaga (Amomum compactum). Tanaman rempah ini tumbuh subur di bawah naungan tegakan pohon, menjadikannya tanaman tumpang sari yang ideal di lahan hutan. Selain kapulaga, komoditas lain seperti cengkeh, kopi, dan pisang juga banyak dibudidayakan dan menjadi sumber pendapatan penting bagi masyarakat.

Potensi Ekowisata dan Tantangan Pembangunan

Di balik ketenangannya, Desa Bonosari menyimpan potensi besar di sektor pariwisata, khususnya ekowisata dan agrowisata. Hamparan hutan pinus yang rapi, udara yang sejuk, serta pemandangan perbukitan merupakan modal alam yang sangat berharga. Potensi ini dapat dikembangkan menjadi berbagai atraksi wisata, seperti area perkemahan (camping ground), jalur lintas alam (trekking), wisata edukasi penyadapan getah pinus, hingga agrowisata petik kapulaga.Meskipun demikian, pengembangan potensi ini bukannya tanpa tantangan. Kondisi infrastruktur jalan yang masih terbatas menjadi kendala utama dalam hal aksesibilitas. Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang pariwisata dan perhotelan juga diperlukan agar masyarakat dapat menjadi tuan rumah yang baik. Tantangan lain yang selalu mengintai ialah risiko bencana alam seperti tanah longsor, yang menuntut adanya sistem mitigasi bencana yang andal.

Visi Masa Depan: Menuju Desa Konservasi yang Mandiri

Visi pembangunan Desa Bonosari ke depan diarahkan untuk menjadi desa konservasi yang mandiri secara ekonomi dan lestari secara ekologis. Tujuannya bukan mengejar pariwisata massal, melainkan mengembangkan model pariwisata terbatas yang berkualitas dan bertanggung jawab, yang hasilnya dapat dinikmati langsung oleh masyarakat lokal.Penguatan merek produk-produk unggulan seperti kapulaga organik Bonosari atau kopi Sempor juga menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan nilai jual dan menembus pasar yang lebih luas. Dengan terus berpegang pada filosofi "Inti Sari Hutan", Desa Bonosari berupaya membuktikan bahwa kelestarian alam dan kesejahteraan ekonomi dapat berjalan beriringan. Desa ini bercita-cita menjadi teladan bagaimana sebuah komunitas dapat hidup sejahtera dari hutan, sekaligus menjadi garda terdepan dalam menjaganya untuk generasi yang akan datang.